kemenangan 5-1 dan 6-0 dari Malaysia dan Laos benar-benar membuat semangat dan antusiasme masyarakat indonesia terhadap sepakbola nasional meningkat drastis, mengingat ciri khas sepak bola Indonesia yang identik dengan kerusuhan dan kecurangan sudah mulai di jauhi dari peradaban.
Racikan Alfred Riedl terhadap timnas benar-benar membawa angin baru perubahan sepakbola Indonesia, karena adat "Pemain titipan" dari PSSI tidak berlaku disini. yaaahhh... sekalipun belum membawa piala untuk level Asia Tenggara, setidaknya optimisme Indonesia masuk Piala Dunia bisa di mulai dari sini.
Hanya saja, mungkin tinggal pembubaran PSSI dan pembentukan badan sepakbola nasional yang baru dan bersih dari APBD yang harus di lakukan untuk meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia. PERSEMA dan beberapa tim lain yang meninggalkan ISL menuju LPI seharusnya di ikuti seluruh klub sepakbola di Indonesia demi memajukan persepakbolaan nasional.
anggaran APBD hilang ?! ga usah khawatir. melihat dari antusiasme masyarakat kemarin yang menginginkan mutu dan kualitas sepakbola nasional bisa jadi jaminan bahwa selama ada prestasi, pasti ada dukungan dari masyarakat luas.
bang koruptor yang sudah menjabat ketum PSSI 7 tahun tanpa prestasi, kemerosotan prestasi yang penuh kecurangan liga lokal, kisruh antrian tiket AFF, sampai dengan kebutuhan naturalisasi pemain demi mendongkrak TIMNAS membuktikan prestasi nol besar buat PSSI bukan omong kosong.
Akuilah kawan, meskipun naturalisasi itu bagus hasilnya, tapi tetap saja itu sedikit pembuktian bahwa pembibitan PSSI sudah gagal total. ucapan pihak PSSI (ketika kisruh tiket) yang mengatakan bahwa mereka tidak mempersiapkan TIMNAS hingga menembus final saja sudah menjadi pengakuan bahwa TIMNAS tanpa prestasi itu "sudah biasa". bagaimana bisa PSSI yang notabene nya pengurus TIMNAS sampai tidak ada kepercayaan terhadap kekuatan tim sendiri ?! benar benar kacau.
NH sepertinya sudah gelap mata mengingat ladang duit dari "gula" yang sudah hilang sehingga dia tidak mau kehilangan ladang duit lainnya (APBD dan PSSI). dan di tambah perilaku "cincai-lah.." dari para pengurus PSSI cabang di daerah yang saling membentuk simbiosis mutualisme dengan PSSI pusat, semakin menyulitkan sepakbola Indonesia membentuk kemandirian dan prestasi di ajang nasional apalagi internasional.
oh ya ... jangan lupakan intervensi ruang ganti oleh PSSI dan politisasi TIMNAS semenjak laga VS thailand yang berujung pada anti klimaks gagal juara. jJka menghampar poster para punggawa politik di negeri sendiri sudah dijamin akan di turunkan oleh para pendukung TIMNAS sehingga sang "mantan pengurus partai" dan "ketua partai" hanya berani menggelar poster di negeri sebrang. dan lagi, Indonesia menjadi 1-1nya tim di dunia yang menghamburkan uang 620juta untuk menyewa pesawat yang berisi wartawan dari stasiun TV milik "ketua partai" tersebut.
irfan bachdim berkata "kita mengalahkan mereka 2x, tapi itu tidak cukup untuk membawa pulang piala". kalau saya akan berkata "sekalipun kalian mengalahkan Brazil dan Italy di piala dunia, selama PSSI yang mengurus TIMNAS, kalian pasti gagal juara"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar